Monday, March 8, 2010

Jembatan Selat Sunda Dimulai 2010

Bandar Lampung, Kompas - Gubernur Lampung Sjachroedin ZP optimistis pembangunan Jembatan Selat Sunda yang diawali dengan pemancangan tiang pertama bisa dimulai pada akhir tahun 2010. Studi kelayakan pembangunan sudah mencapai 70 persen.

”Dari studi kelayakan itu, satu- satunya cara untuk menghubungkan Bakauheni-Merak secara lebih cepat adalah dengan membangun jembatan, bukan terowongan,” kata Sjachroedin dalam seminar bertema ”Lampung Menyongsong Jembatan Selat Sunda” di Bandar Lampung, Selasa (26/1).

Menurit Sjachroedin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah membentuk tim pengkaji pembangunan Jembatan Selat Sunda. Hasil kajian tim tengah ditunggu sehingga pembangunan bisa segera dimulai.

Sesuai rencana desain, Jembatan Selat Sunda terbentang sepanjang 31 kilometer dengan lebar 60 meter dan ketinggian 70 meter dari muka pasang air laut. Jembatan akan dibagi menjadi dua dengan jalur tengah sebagai jalur rel ganda kereta api.

Total investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan Jembatan Selat Sunda sekitar Rp 100 triliun. ”Dana pembangunan nanti sharing antara pemerintah dan swasta,” ujar Sjachroedin.


Benahi tata ruang

Berdasarkan data dari PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Bakauheni, saat ini sekitar 3.500 unit kendaraan dan 2.500 orang diangkut kapal feri roro per hari.

Pimpinan Bank Indonesia Bandar Lampung, Mokhammad Dakhlan, mengharapkan pemerintah daerah setempat membuat kebijakan investasi yang bisa menarik. Dengan demikian, Lampung menjadi tempat yang menarik bagi investor. Investor tidak hanya datang mencari komoditas ekspor, tetapi juga mendirikan pabrik di Lampung.

”Jika selama ini Lampung hanya mengirim komoditas ekspor langsung melalui Pelabuhan Panjang, nantinya Lampung bisa ekspor dalam bentuk barang setengah jadi atau sudah mendapat nilai tambah,” ujar Dakhlan.

M Ikhsan Modjo, ekonom Universitas Airlangga, Surabaya, yang juga Direktur Eksekutif Indef, menilai Lampung bakal menjadi penghubung Jawa-Sumatera. Lampung juga akan menjadi daerah yang paling merasakan manfaat ekonomi dari hadirnya jembatan tersebut.

Kehadiran jembatan juga akan mengubah tata ruang dan jenis pencarian masyarakat. ”Lampung yang berbasis pertanian, ada baiknya jika tata ruang diarahkan ke pembangunan kawasan industri berbasis agroindustri,” ujar Ikhsan. (hln)


sumber: http://cetak.kompas.com

No comments:

Post a Comment